Mengejar Ketertinggalan
Terkadang kita sering minder ketika melihat org yg lebih berhasil dari kita; lebih kaya dari kita, lebih paham dari kita, lebih hafal dari kita; terlebih bila org tersebut sebaya atau bahkan lebih muda dari kita. Seakan kita kerdil dan tak berdaya. Lalu kita pun mengeluarkan jurus pembenaran; “Mungkin inilah nasibku, dan itulah nasibnya.”
Yuk, kita renungkan firman Allah Swt berikut: “Sesungguhnya Allah tdk mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa-apa yg ada pd diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
Bila ada org yg menurut kita lebih hebat, itu karena dia telah memilih dan melakukan sesuatu sehingga dia bisa seperti itu. Mengapa kita tdk sehebat dia? Karena pd waktu yg bersamaan kita tdk memilih untuk melakukan hal yg sama.
Sebagai contoh; bila hari ini ada teman seangkatan yg hafal 30 juz, sedangkan kita 1 juz pun belum. Itu karena PILIHAN kita berbeda saat satu atau dua tahun yg lalu. Dia dua tahun yg lalu memutuskan utk mulai menghafal, sedang kita tdk.
Mengejar ketertinggalan. Ya, itu kalimat yg pas. Tdk perlu minder. Mengapa? karena, kalau mereka bisa, kita pun pasti bisa. Tinggal kita mau atau tdk. Segera memulai atau diam dalam ketidakmampuan.
Langkah pertama adalah ukur dan tentukan apa yg harus kita lakukan utk mengejar ketertinggalan.
Bila kita mau mengejar keberhasilan sahabat kita yg lebih hebat dlm hal public speaking, mulai sekarang belajarlah tentang hal itu; latih dan latih. Belajar dan terus belajar. Bukan iri, tapi berlombalah dalam kebaikan. Carilah keunikan diri kita, lalu kejarlah agar jadi yg terbaik.
Pada saatnya nanti, Allah akan beri kemampuan pd kita sesuai dgn yg kita harap. Bahkan, bila kita berusaha lebih giat lagi, tdk menutup kemungkinan kita bisa mengejar dan melampaui kemampuan org yg saat ini kita anggap jauh di depan kita. Jadi, pilihlah apa yg sudah mereka pilih. Lalu ISTIQAMAHLAH.
Selamat “tancap gas” kehidupan Anda!({})