MEMANFAATKAN MOMENTUM RAMADHAN
Marilah kita meningkatkan kembali keimanan dan ketaqwaan itu kita wujudkan dengan senantiasa menaati dan melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan apa yang menjadi larangan-Nya. Lebih-lebih pada bulan yang mulia ini, yakni Ramadhan, dimana bulan yang dimuliakan oleh Allah dan kita diwajibkan untuk melaksanakan puasa.
Juga merupakan bulan istimewa bagi seluruh umat islam, kita telah diberi kesempatan yang oleh Rasulullah Saw dinyatakan, bahwasanya barang siapa menjalankan ibadah Sunnah si bulan Ramadhan, maka ia memperoleh pahala sebesar ibadah wajib. dan di dalam sebuah hadits juga dinyatakan bahwa ada tempat istimewa di surga yang hanya diperuntungkan bagi orang-orang yang menjalankan puasa.
Pada bulan Ramadhan ini juga ada saat istimewa, di mana nilai satu malam lebih baik dari pada seribu bulan. Untuk itu, pada kesempatan bulan Ramadhan marilah kita gunakan yang pertama, untuk melatih kita agar menjadi lebih baik. para ulama menyatakan bahwa dengan berpuasa hendaknya terbentuk kebiasaan untuk mandahulukan akal sehat dalam segala hal dan meninggalkan nafsu. Sebab puasa yang berupa “menahan diri” adalah sebuah media kontrol dan pengendalian diri. Jadi, pada bulan puasa ini benar-benar kita wujudkan sebagai bulan Zuhud, ta’abud, kebajikan dan pemeliharaan diri baik dari fisik maupun mental dari segala bentuk keburukan.
kedua, untuk melatih diri agar senantiasa sadar dan mawas diri. karena puasa merupakan ibadah yang hanya diketahui oleh dua pihak, yakni pelaku itu sendiri dan Allah SWT. ini berarti, sampai dimana kita merasa diawasi oleh Allah dalam segala ucapan dan perbuatan, sehingga kita tergugah untuk melakukan hal-hal yang baik dan yang mengandung nilai-nilai kebaikan karena nurani, bukan sekedar sebuah akting.
Ketiga, mengerjakan puasa untuk menggugah keshalehan sosial dalam hidup bermasyarakat. Artinya, kita akan mengerti benar tentang kehidupan orang-orang kelaparan, serba kekurangan dan kaum lemah karena perut kosong. Sehingga akan tergugah untuk berbagi rasa dengan mereka, sebab hanya dengan ikut merasakan lapar, kita menjadi tahu bagaimana kondisi orang-orang yang hidup kekurangan dan kelaparan. dengan demikian kita akan sadar bahwa manusia sebenarnya adalah makhluk yang lemah dan memiliki ketergantungan paling besar dalam hidupnya.
maka puasa yang demikian dalam dan luas itu jika kita hayati dan terapkan dalam prilaku sehari-hari, insya Allah akan mengantarkan kita ke suatu derajat yang tinggi di sisi Allah, di samping kehormatan di antara sesama, meskipun kenyataannyang ada belum banyak yang belum menyadarinya. diantara hal tersebut adalah terbukti dengan perhatian masyarakat pada sisi formalitas ritualnya saja, itupun baru tampak dipermulaan pada awal bulan Ramadhan. Kenyataannya semacam ini hendaknya segera kita perbaharui dengan dimulai dari pribadi kita masing-masing.
Para pendengar yang dirahmati Allah.......................
Harus kita akui bahwa kondisi obyektif mayoritas masyarakat muslim sekarang belum sampai pada pemahaman dan penghayatan nilai ajaran agama secara memadai. Bahkan lebih tepat bila dikatakan baru sampai pada tahap iman yang paling sederhana. Sementara arus budaya sedemikian pesat mempengaruhi sehingga tidak jarang terjadi pembelokan konsep ibadah dari nilai dan tujuannya.
Firman Allah dalam al-qur’an secara tegas menyatakan bahwa puasa Ramadhan disyariatkan untuk mengantarkan manusia menuju ketakwaan yang tentu saja berhubungan dengan mental dan dimensi rohaniyah. Namun budaya yang terjadi tidak mengarah kepada titik tersebut. Ramadhan justru terisi oleh kegiatan-kegiatan yang tanpa disadari telah menjauhkannya dari nilai yang dikehendaki oleh ibadah puasa dan pada akhirnya puasa akan berubah menjadi sebatas formalitas tanpa makna, na’udzubillah,,ini merupakan sebuah contoh pembelokan konsep ibadah dari nilai yang menjadi tujuannya.
Gejala ini tentu saja baru satu contoh kecil dari sekian banyak gejala yang mengancam eksistensi nilai-nilai ajaran Islam. Dari sinilah, kita sebagai umat Islam harus terpanggil untuk mengembalikannya kepada rel semula. Maka mau tidak mau sejak dini kita harus mencapai upaya-upaya kongkrit kearah itu. Keterpanggilan dan upaya ini sebagai wujud kecintaan kita kepada ajaran agama yang kita yakini.
Para pendengar yang budimannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Apa yang telah dikemukakan di atas mungkin tidak indah terdengar di telinga kita, namun tiada maksud lain dari masalah ini kecuali untuk kebaikan kita semua. Sebagai umat Islam harus sanggup umtuk berintropeksi dan menengok ke dalam, mencari kekurangan-kekurangan yang perlu kita perbaiki bersama agar umat Islam menjadi umat yang terbaik sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an bahwa umat Muhammad SAW adalah Khoiru ummah di antara umat yang lain.
Semoga pada bulan yang penuh berkah ini, kita dapat melakukan hal-hal yang positif, yang berhubungan dengan akhirat serta dapat berintropeksi dan menelaah diri kita. Sehingga apa yang menjadi tujuan berpuasa dapat tercapai dengan baik. Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan lahir dan bathin kepada kita semua untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.Aminnnnnnnnnnnnnnn
klik disini facebook
klik disinitwitter
klik disini vidio