Haaaa !!! SBY Sarankan Kampanye Tanpa Konser Dangdut

SBY Sarankan Kampanye Tanpa Konser Dangdut

 





   JAKARTA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mulai memperhatikan persiapan Pemilu 2014, terutama pemilihan presiden. Menurut dia, jumlah capres dan cawapres yang berpartisipasi nanti cukup banyak. Hal itu justru baik untuk demokrasi. Dengan banyak calon, kompetisi bakal lebih ketat dibanding Pilpres 2004 dan 2009.


 

 

 

’’Munculnya banyak calon, saya baca ada 36 calon versi Majalah Indonesia 2014, baik yang sudah mendeklarasikan maupun yang kampanye terselubung, bagi saya itu baik bagi demokrasi. Kalau banyak anak bangsa yang ingin pimpin negeri ini, jadi lebih banyak pilihan bagi rakyat,’’ jelas SBY di Hotel Borobudur kemarin (15/1).

  Meski begitu, dia menuturkan, rakyat harus bisa memilih secara objektif. Rakyat juga harus mengetahui serta mengenali calon yang dipilih dengan melihat integritas, kapasitas, sampai track record-nya. ’’Jangan seperti pilih kucing dalam karung. Bagusnya, rakyat juga tahu siapa yang dipilih. Media massa juga jangan tebang pilih. Berikan ruang untuk perkenalkan masing-masing calon,’’ tuturnya.


Sebab, lanjut SBY, pilpres menerapkan sistem pemilihan langsung. Menurut dia, sistem semacam itu memiliki sejumlah tantangan. Salah satunya, kandidat capres harus lebih dikenal rakyat. Di samping itu, ada yang berbeda dari pemilu-pemilu sebelumnya. Yakni, tidak adanya calon incumbent yang bakal maju dalam Pilpres 2014.


’’Suka atau tidak suka, ini (sistem) yang kita pilih. Model seperti ini sudah dua kali diterapkan pada dua pemilu sebelumnya. Menurut lembaga internasional, pemilu dengan sistem seperti ini bisa berlangsung fair dan demokratis. Tapi, saya ingatkan, dengan sistem ini, kandidat harus dikenal rakyat. Yang jelas, medan politik akan luas sekali,’’ lanjutnya.


Selain menyoroti sistem, SBY mengingatkan partai politik terkait dengan cara berkampanye. Dia memaparkan, sebaiknya kampanye dengan melibatkan ratusan ribu orang mulai dikurangi. Tidak hanya itu, presiden keenam RI itu menyarankan agar pihak-pihak yang berkampanye tidak menggunakan konser-konser dangdut demi menarik perhatian rakyat. Sebab, kampanye-kampanye yang melibatkan ratusan ribu orang juga bakal menghabiskan dana yang tidak sedikit.


’’Sebaiknya dikurangi dan diganti kampanye-kampanye dengan massa seribu atau dua ribu di ruangan tertutup. Yang penting media massa mau menyiarkan. Yang penting rakyat mendengar. Daripada ratusan ribu malah tidak didengar, malah minta air, seperti di konser-konser dangdut itu. Tapi, bukan dilarang barangkali, hanya dibatasi oleh KPU,’’ ungkapnya.


SBY juga menyinggung debat antar-capres dan cawapres. Dia menekankan, sebaiknya acara debat dibikin lebih terarah, fokus, dan relevan dengan tugas presiden dan wakil presiden. Selain itu, KPU harus mengajak rakyat untuk ikut menonton acara debat tersebut. SBY mencontohkan acara debat dua kandidat presiden Amerika Serikat, Mitt Romney dan Barack Obama.


’’Sebagaimana di Amerika Serikat, acara debat Obama juga ratusan yang nonton. Setelah menyimak, rakyat diajak mendengarkan bukan visi yang umum, tapi menyangkut soal solusi dan apa yang akan dilakukan jika terpilih. Pertanyaannya juga harus rinci. Misalnya, seputar ekonomi, korupsi, pendidikan, sampai toleransi,’’ paparnya.


Meski begitu, tambah dia, pihaknya akan mendukung siapa pun yang terpilih menjadi presiden. ’’Kita harus beri dukungan ketika yang bersangkutan mulai menjalankan roda kepemimpinan. Sebab, akan sangat berat, apalagi kalau ada pihak yang mengganggu atau ingin menjatuhkan,’’ tegasnya. (ken/c5/nw)

  Oleh;

KALTIM POST

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »